Planet
Jovian merupakan planet-planet yang
komposisinya mirip Jupiter, berupa gas. Anggota planet Jovian adalah
Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Berikut ini penjelasan masing-masing
planet:
Baca juga:
Jupiter
adalah planet kelima dari matahari, terbesar di tata surya. Benda langit ke
empat paling terang di langit setelah Matahari, Bulan, dan Venus. Jupiter bahkan
31 kali lebih terang dari bintang Sirius. Berbeda dengan planet dalam yang
merupakan batuan, Jupiter adalah sebuah bola gas padat dan tidak mempunyai
permukaan padat. Inti Jupiter berisi mineral yang membentuk batuan seperti inti
komet, tetapi itu hanya kurang dari 5% massa planet. Medan gravitasi di puncak
atmosfer 2,5 kali gravitasi bumi. Begitu cepatnya planet berputar sehingga
tepat di kedua kutub. Rendahnya kepadatan Jupiter menandakan bahwa planet ini
hanya terdiri atas unsur-unsur ringan, yaitu Hidrogen dan Helium.
Di permukaan
Jupiter ditemukan angin luar biasa kuat, tetapi tidak menemukan molekul air di
dalam atmosfernya. Pada lapisan atas atmosfer ditemukan campuran gas Hidrogen,
Helium, Amoniak, Metana, dan uap air setebal 1000 km. Di bawahnya, tekanan
sangat besar dan atmosfer sangat panas. Tekanan besar menyebabkan atom-atom H
dan He tidak lagi bersifat gas, tetapi menjadi cairan yang disebut superkritis.
Cairan superkritis itu bersifat seperti gas dan juga bersifat cairan. Zona
superkritis itu berada pada kedalaman 20.000 sampai 30.000 km di dalam Jupiter.
Itu sama dengan ¼ sampai 1/3 radius Jupiter.
Dilihat
dari jauh, Jupiter memperlihatkan alur-alur pita horizontal. Pita-pita itu
adalah lapisan awan yang digerakkan angin yang sangat kuat. Di perbatasan
pita-pita itu bertiup angin dengan arah berlawanan. Angin yang dipakai dalam
pelayaran di bumi menunjukan kemiripan serupa hanya di Jupiter lebih kuat dan
stabil. Angin terkuat berada di lintang rendah 110 setiap 24 jam.
Pada lintang yang tinggi, awan bergantian bergerak ke barat dan ke timur sesuai
struktur pita-pita di atmosfer. Pergerakan awan menunjukan kecepatan 600 km/jam
di lintang rendah dan berkurang sampai 10 km/jam di lintang tinggi.
Badai-badai
besar dan kuat selalu terjadi tiba-tiba. Jika badai kuat di Bumi ditimbulkan
oleh pemanansan matahari di atmosfer, maka badai di Jupiter ditimbulkan oleh
gelembung gas panas yang mengalir kepermukaan dari bagian dalam planet.
Gelembung-gelembung membawa panas dan membuat pusaran akibat angin yang bertiup
dari dua arah yang berlawanan. Karena tidak menjumpai massa daratan dan tidak
bisa bergerak ke utara maupun ke selatan, badai itu menelan badai-badai kecil
lain yang terbentuk. Rentang waktu berlangsung badai sampai berminggu-minggu.
Badai
Jupiter yang sangat terkenal adalah bintik merah besar yang telah berlangsung
berabad-abad tiada putus. Bintik merah yang
sangat besar itu melanda muka planet sampai seluas 3 buah bumi. Laporan
mengenai bintik merah datang pertama kali dari fisikawan Robert Hooke tahun
1664. Tidak ada yang tahu apa penyebab bintik merah itu. Dari pergerakannya
saja tenaga seperti datang dari bagian atmosfer atas sambil menyerap energi
badai-badai yang lebih kecil. Tidak terlihat kaitan dengan sumber energi dari
bawah karena gerakannya terus menuju ke arah barat tidak beraturan. Warna merah
bintik berasal dari sulfur atau fosfor yang menyerap sinar ultraviolet, ungu
dan biru.
Pada
tahun 1994 komet Shoemaker-Levy 9 membentur atmosfer Jupiter. Komet terbelah
dalam belasan keping oleh gaya pasang gravitasi planet. Kepingan menabrak
bagian atas atmosfer dengan kecepatan sampai 216.000 km/jam. Tumbukan yang
terjadi melepaskan ledakan hebat di stratosfer planet. Satu menit setelah
memasuki atmosfer atas, sebuah ledakan sekunder melontarkan materi awan yang segera
mengembang cepat setinggi 3000 km. Material itu lalu jatuh berdentam ke lapisan
di bawah menimbulkan gelombang tsunami susulan dan melepas tenaga bakar ke
lingkungan sekitarnya sampai radius beribu-ribu kilometer. Lingkungan yang
tadinya bersuhu sangat dingin -1000C langsung naik sampai
7000C. Lapisan hancur itu mendingin, berwarna gelap pekat kemudian
tenggelam ke lapisan bawah, menimbulkan gelombang tsunami yang ketiga kali.
Angin kencang kemudian menyapu dan menggulung semua yang tersisa sehingga tak
berbekas setelah beberapa bulan. Siapapun tidak akan pernah tahu bahwa pernah terjadi kiamat.
Saturnus
adalah planet keenam dari matahari dan kedua terbesar di tata surya. Pada tahun
1655, Huygens menulis surat berserial dalam kode latin. Kode itu jika ditata
berbunyi “ia dilingkari oleh cincin tipis, sedikit pun tiada bersentuhan, miring
terhadap ekliptika” Cincin-cincin itu sesuai penemunya ditandai dari arah dalam
ke luar: cincin D, C, B, A, F, G dan E. Kini, cincin-cincin itu melebihi 100.000
buah mengorbit planet.
Dari
bumi, Saturnus bersinar kuning. Di dalam teleskop tampak segera cincin A dan B.
Dalam kondisi cuaca optimum: cincin D dan E. Teleskop landas bumi yang peka
bisa menemukan 9 satelit. Di planet Saturnus, tanda-tanda atmosfer terlihat
berupa pita-pita alur berwarna pucat putih sejajar ekuator.
Pusat
Saturnus adalah inti batuan dan bertemperatur tinggi ditaksir 15.0000C.
Baik Jupiter maupun Saturnus masih terus mencari kesetimbangan gravitasi
melalui mengerut. Pengerutan menimbulkan pemancaran panas 3 kali lebih besar
dari panas yang diterima dari matahari. Keadaan itu membangkitkan
pusaran-pusaran badai di atmosfer bagian atas.
Atmosfer
Saturnus mengandung Hidrogen (88%), Helium (11%) dan sejumlah kecil Metana,
Amoniak, Kristal Amoniak dan gas-gas lain seperti Etana, Acetylene, dan
Phosphin. Permukaan Saturnus menunjukan pusaran dan gulungan awan di dalam
kabut jauh yang lebih tebal dari Jupiter. Kabut yang lebih tebal menunjukan
suhu di Saturnus yang lebih rendah. Di puncak awan suhu -1760C, 27
derajat lebih rendah daripada Jupiter.
Uranus
mempunyai inti batuan dan diselubungi lautan air bercampur mineral yang menjadi
susuan utama inti batuan. Lautan bertemu atmosfer yang terdiri atas hidrogen,
helium dan metana. Uranus mempunyai 10 cincin dan 21 satelit.
Uranus
pertama kali ditemukan dengan teleskop oleh Sir William Herschel tahun 1781.
Herschel kebetulan melihat perubahan kedudukannya di rasi Gemini. Ia melaporkan
ke British Royal Society sebagai komet. Sebelumnya, sejak 1690, orang telah
lama memperhatikannya, tetapi menganggapnya bintang.
Uranus
berotasi sangat cepat menyebabkan pepat di kedua kutubnya. Diameter di ekuator
lebih panjang 2% (500 km) daripada sepanjang kutub. Sumbu rotasi Uranus, miring
980 terhadap bidang orbit menyebabkan satu kutub planet selalu
mengarah ke matahari selama 42 tahun dan setengah orbit berikutnya kutub yang
lain. Jadi Matahari selalu berada di kutub dan tidak terbenam setelah 42 tahun.
Yang mengherankan adalah selama masa itu tidak terjadi perbedaan suhu yang
besar diantara kedua kutub. Suhu rata-rata di atmosfer -2120C.
Keseragaman suhu menunjukan bahwa panas di rambatkan sangat efisien dan mudah
menjalar keseluruh bagian planet di manapun.
Meskipun
Uranus adalah planet Jovian, ia lebih kecil dan mempunyai komposisi kimia
berbeda. Saturnus dan Jupiter terdiri atas H dan He, sedangkan Uranus menangkap
lebih banyak molekul air. Karena air lebih berat dari H dan He, Uranus jadi
lebih kompak. Dengan massa Uranus yang diketahui sekarang, jika air diganti H
dan He, maka Uranus akan lebih besar dari Jupiter dan menjadi lebih renggang.
Lautan
cair yang menjadi isi planet begitu besar dan terlihat sebagai air bercampur
silikat, magnesium, senyawa nitrogen dan hidrokarbon. Suhu lautan sangat panas 6.6500C.
Di bumi, air menguap pada 1000C, namun lautan di Uranus tetap cair,
karena tekanan di dalam Uranus 5 juta kali lebih kuat dari tekanan di bumi.
Kekuatan tekanan itu mencegah molekul air tercerai menjadi uap.
Atmosfer
berisi H, He dan sedikit metana, merentang sampai 5.000 km di atas lautan.
Angin bertiup sejajar ekuator, bergerak pada arah yang sama dengan rotasi
planet di lintang tinggi dan berlawanan di lintang rendah. Angin itulah yang
menjadikan pola pita-pita lajur yang terlihat sejajar ekuator. Cahaya memantul
biru-hijau, karena serapan methane di atmosfer merah dan oranye. Uranus berbeda
dengan planet Jovian lain, sedikit memancar panas dari dalam planet. Pusat
Uranus diperkirakan terdiri atas inti batuan berukuran lebih kecil dari inti
bumi. Berjejari 2.000 km dan bersuhu 6.6500C, oleh tekanan yang
sangat besar dari air pada inti batuan.
Orbit
Pluto yang sangat lonjong menyebabkan pada waktu tertentu memotong orbit
Neptunus. Setiap 248 tahun, Pluto masuk kedalam orbit Neptunus dan berada
disana selama 20 tahun. Pada masa-masa itulah, Neptunus menjadi planet paling
jauh di tepi tatasurya. Kejadian itu pernah berlangsung di tahun 1979 dan
berakhir sampai tahun 1999.
Atmosfer
Neptunus sangat aktif. Angin dengan kecepatan 2.000 km/jam bertiup searah
lintang planet. Semakin ke lintang tinggi dan ke kutub semakin kuat. Badai
besar ditimbulkan oleh panas yang keluar dari bagian dalam planet dan
menambahkan kecepatan angin di atmosfer sampai lebih dari 1.000 km/jam.
Neptunus adalah planet yang memiliki angin tercepat di tatasurya.
Dengan
mempergunakan Hubble (TRAH = Teropong Ruang Angkasa Hubble), para astronom
mengamati berbagai badai bergaris tengah ribuan km di atmosfer Neptunus.
Badai-badai tampak berupa bintik-bintik hitam selama beberapa bulan lalu
menghilang. Badai terbesar adalah Bintik Gelap Besar, di belahan selatan.
Bintik Gelap Besar itu sudah menghilang. Kemungkinan badai itu tertutup oleh
tanda-tanda atmosfer yang lain. Sampai saat ini para ilmuwan belum bisa
menjelaskan bagaimana badai besar itu bisa terbentuk dan terjadi dari bahan
apa, partikel metana terkait dengan bahan pembentuk badai itu. Atmosfer
Neptunus tercatat sangat aktif den banyak hal belum diketahui sampai sekarang.
Para
astronomo menyimpulkan bahwa pusat Neptunus berisi inti batuan sebesar Bumi
(garis tengah Bumi 12.756 km) terdiri dari besi dan silikon. Inti Neptunus
dibandingkan jejari planet 24.766 km sangat kecil. Inti diliputi lautan air
yang bercampur bahan batuan membentang 5000 km ke permukaan dan bersambung
dengan atmosfer tebal berupa gas H, He dan 3% metana dan amoniak. Keberadaan
lautan di bagian dalam planet sangat tepat semasa Leverrier mengusulkan nama
Neptunus sesuai dewa lautan mitologi Yunani dan Romawi. Pada massa pembentukan
planet, komet yang ada di tepi tatasurya membawa air beku dan batuan ke planet.
Planet tumbuh besar, tekanan dan suhu di dalam planet juga bertambah. Air beku
mencair memanas sampai 47000C. Lautan tidak berubah menjadi uap
sebab tekanan begitu kuat beberapa juta kali tekanan di Bumi. Tekanan besar
itulah menahan molekul-molekul cairan tidak lepas memisah menjadi uap.
Cahaya
dipantulkan atmosfer Neptunus yang tebal itu bewarna biru, sebab Metana di
atmosfer menyerap gelombang merah dan jingga/oranye tetapi menghamburkan cahaya
biru. Pada tahun 1988 ditemukan molekul Metil (CH3) yang dapat
bereaksi sesamanya menjadi Etana (C2H6), gas yang mudah
terbakar dan tidak berwarna. Metil menunjukan bahwa di dalam Neptunus terdapat
Metana (CH4), di hipotesiskan sistem badai yang ada di Neptunus
melontarkan methan ke bagian atas atmosfer. Oleh matahari Metana diubah menjadi
Metil. Penemuan adanya unsur hidrokarbon radikal seperti Metil menyadarkan
manusia betapa kelimpahan sumberdaya energi yang sangat besar tersimpan di
tatasurya. Kelak bahan itu akan sangat berguna untuk bahan bakar pesawat
penjelajah ruang angkasa
Neptunus
memancarkan 2,7 kali energi yang diserap dari matahari. Neptunus masih terus
mencari keseimbangan gravitasi dengan mengerut. Dari energi yang dipancarkan,
para astronom dapat memperkirakan berapa temperatur Neptunus di pusat. Suhu itu
sama dengan 51490C, sama panas dengan fotosfer matahari.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Jika ada koreksi ataupun saran, silahkan tinggalkan komentar di kolom komentar.
EmoticonEmoticon