Karakteristik Planet Terrestial ( Merkurius, Venus, dan Mars)

Planet terestrial terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars

Planet Terrestial/planet kebumian merupakan planet-planet yang komposisinya mirip Bumi, berupa batuan. Anggota planet terrestrial adalah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Berikut penjelasan untuk planet Merkurius, Venus, dan Mars:

Baca juga:

1. Merkurius

Planet Merkurius

Telaah spektroskopik memperlihatkan atmosfer Merkurius sangat tipis, lebih tipis dari atmosfer planet Mars. Gravitasi di permukaan Merkurius adalah sepertiga gravitasi Bumi. Atmosfer terdiri atas atom-atom berat gas Natrium, Potassium. Atom-atom itu berasal dari kerak planet yang terlepas. Tumbukan bertubi-tubi oleh benda-benda luar yang menerjang permukaan planet mencerabut atom-atom ringan dan berat dari kerak planet. Atom-atom ringan H dan He terlepas ke langit. Tersisalah atom-atom berat seperti natrium potassium yang menjadi unsur penyusun atmosfer. Tidak ada planet dalam tata surya yang mempunyai atmosfer yang sangat jarang dan hampir vakum, berisi atom-atom berat seperti Merkurius.

Permukaan planet Merkurius dipenuhi oleh batuan kasar, gelap berpori. Inti planet yang berupa besi meliputi ¾ radius planet. Tercatat juga medan magnet lemah yang hanya 1% medan bumi. Penemuan ini menunjuk ke inti planet yang cair. Tetapi ketiadaan selubung magma yang melingkup inti besi, meyakinkan peneliti, masa lalu planet yang mengalami terjangan dan tumbukan hebat berulang-ulang, sehingga selubung mantel planet tercabut. Permukaan Merkurius memperlihatkan lapisan serupa bulan yaitu memiliki banyak kawah. Suhu permukaan sebesar 4300 C pada sisi matahari dan -1800 C pada sisi malam.

2. Venus

Planet Venus dengan efek rumah kaca paling tinggi

Venus adalah planet kedua dari Matahari. Setelah Matahari dan Bulan, Venus adalah benda ketiga yang paling terang dilangit. Venus disebut bintang fajar, terbit di timur saat matahari terbit (dinamakan Hesperus), sebagai bintang senja di barat, kala matahari terbenam (dinamakan Phosphorus atau Lucifer). Kedudukan Venus, Bumi dan Matahari menyebabkan Venus hanya terlihat 3 jam sebelum matahari terbit dan 3 jam setelah matahari terbenam. Dilihat dengan teleskop, planet menunjukan wajah fase-fase bulan, Venus saat purnama selalu redup, sebab berada di sisi berlawanan Bumi, relatif terhadap Matahari. Kecerahan paling besar adalah magnitude -4,4 sama dengan 15 kali kecerahan bintang paling terang di langit (Sirius).

Para astronom kerap menyatakan Venus saudara kembar bumi karena bila ditinjau dari parameter fisika planet: massa, kerapatan, ukuran dan isi keduanya berdekatan. Keduanya terbentuk dari kabut matahari di masa yang sama. Namun kesamaan berakhir disitu. Venus berbeda dengan Bumi. Venus tidak memiliki lautan, atmosfernya sangat tebal terdiri atas gas CO2; sedikitpun tidak ada uap air H2O. Awannya berwarna merah berasal dari uap asam sulfur H2S. Dipermukaan planet, tekanan atmosfer adalah 92 kali tekanan di bumi.

Suhu di Venus pun mematikan 4820C. Temperatur setinggi Venus diperoleh dari proses rumah kaca (runaway greenhouse effect) oleh CO2 yang tiada putus. Sinar matahari menembus atmosfer tebal 50 km memanasi muka planet; namun pancaran inframerah yang dikembalikan oleh permukaan tertahan, tidak bisa keluar dari dalam atmosfer. Sebab itu Venus menjadi lebih panas dari Merkurius.

Venus berotasi sangat lambat dalam arah retrograde, berlawanan arah rotasi bumi barat ke timur. Permukaan Venus memperlihatkan keanehan fisik. Venus dipenuhi pemandangan bukit-bukit bergelombang turun naik sejauh pandangan. Secara geologis permukaan Venus lebih muda dari Mars, namun lebih tua dari Bumi. Padang bergelombang itu terhalang oleh empat hamparan dataran tinggi seluas benua. Satu di utara Ishtar Terra bersama pegunungan Maxwell menjulang 12 km dari tanah dan di kiri (timur), tepat di ekuator menjurus ke selatan terpampang Aphrodite Teraa 10 km tingginya, di dekatnya di tengah sedikit di atas Atia Regio dan di tepi kanan atas (barat) terhampar Beta Regio 12 km.

Hipotesa menyebutkan lapisan litosfer yang berada di bawah kerak tidak mampu menahan kenaikan suhu yang berasal dari pembangkitan radioaktifitas di lapisan magma di bawah litosfer. Akibatnya litosfer retak dan membawa kerak di atasnya ikut tenggelam ke dalam magma. Kejadian itu berlangsung di tempat-tempat yang sebelumnya bukan areal perbukitan. Aktivitas vulkanik lokal terjadi di tempat-tempat itu dan magma menyembul meremajakan seluruh permukaan dan menjadikan perbukitan. Kini sedang diperdebatkan bagaimana aktivitas vulkanik Venus sekarang, apakah jeda atau aktif ke fase peremajaan muka berikutnya. Jika manusia dapat menyaksikan aktivitas vulkanik yang akan datang, aktivitas itu akan berlangsung serentak meliputi antero permukaan planet, barangkali itulah salah satunya aktivitas vulkanik skala global tidak ada duanya di seluruh tata surya.

3. Mars

Planet Mars

Mars merupakan sebutan dewa perang Romawi, planet keempat di tata surya, warnanya merah di langit karena permukaan regolith limonit. Regolit adalah sisa batuan hancur berupa pasir mengandung senyawa silikat besi seperti karat yang disebut limonit. Dua satelit Mars, Phobos dan Deimos adalah nama hewan peliharaan dewa romawi Mars. Keduanya adalah batuan-batuan kecil gelap dipenuhi kawah, kemungkinan asteroid yang terperangkap gravitasi Mars.

Inklinasi sumbu rotasi planet 25 derajat terhadap ekliptika. Jadi musim di Mars sama dengan musim di Bumi; hanya panjang musim-musim tidak sama karena orbit Mars lebih lonjong. Musim panas di belahan selatan 25 hari lebih singkat daripada di belahan utara. Intensitas sinar matahari selama setahun di Mars berbeda. Di belahan selatan cahaya lebih terik 40% daripada di utara, suhu mencapai 250 K di permukaan. Selama musim semi dan panas di belahan selatan, badai topan debu teramati berupa awan-awan kuning. Badai terbesar berlangsung berbulan-bulan meliputi seluruh planet. Pernah berulang pada tahun 2001 setelah terjadi sekali di tahun 1971. Selama tahun Mars berlangsung, terjadi badai-badai lokal yang kecil. Kadangkala terlihat awan putih uap air terutama saat musim panas di belahan utara yang adalah saat Mars terjauh dari Matahari. Karena atmosfer yang tipis saat itu adalah yang terdingin suhu mencapai 140 K

Teleskop Ruang Angkasa Hubble NASA adalah salah satu teleskop yang membuka pandangan paling tajam mengenai Mars dari Bumi. Para astronom memakainya untuk meneliti susunan permukaan dan mengawasi cuaca planet. Hubble memperlihatkan citra badai debu lokal dan global, sistem awan uap air dingin berwujud spiral raksasa. Perubahan tanda-tanda gelap terang di permukaan yang berlangsung terus sejak citra planet pertama kali terekam di tahun 70-an. Teropong juga mengukur spektrum dan mengungkapkan kimiawi atmosfer serta sifat-sifat es dan mineral di permukaan. Melalui gambar-gambar dan data-data, para astronom menentukan planet Mars umumnya lebih dingin dan lebih jernih saat jauh dari matahari dan berubah panas berdebu pada saat mendekati matahari. Terdapat pola iklim rentang panjang di Mars, serupa di bumi. Satu kali para ilmuwan akan dapat meramal perubahan iklim dan cuaca di Mars. Bidang ilmu Meteo-areo-rologi akan lahir dan bermula di Mars di masa depan.

Berdasarkan pengukuran medan gravitasi oleh pesawat, bagian dalam Mars terdiri atas kerak, selubung mantel magma dan inti serupa bumi. Prosentase masing-masing belum dipastikan. Mars mempunyai kerak lebih tebal dari bumi. Di dasar gunung Tharsis yang adalah daerah vulkanik di belahan utara, kerak sangat tebal mencapai 130 km.

Inti Mars berukuran sangat besar. Dari telaah medan magnet bumi dan inti bumi, diketahui gerak batuan cair di bumi menimbulkan medan magnet, tetapi semua itu tidak terjadi mars. Kesimpulan adalah inti di pusat mars padat. Jika dahulu pernah ada medan magnet di Mars berarti inti pernah dalam fase cair.

Bagikan Artikel

FacebookTwitter

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Jika ada koreksi ataupun saran, silahkan tinggalkan komentar di kolom komentar.
EmoticonEmoticon