Astronot, Penghuni Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)

Dua astronot NASA dan satu kosmonot (antariksawan yang berasal dari Rusia) telah mendarat di Bumi, tepatnya di Kazakstan (4/10) pukul 05.44 PM waktu Kazakstan. Dua astronot NASA bernama Drew Feustel dan Ricky Arnold serta satu kosmonot Rusia bernama Oleg Artemyev. Mereka merupakan kru dari Stasiun Luar Angkasa Internasional ekspedisi 56. Untuk sampai di Kazakstan, mereka menempuh perjalanan 3 jam 48 menit menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-08/54S milik Rusia.

International Space Station (ISS)
Setibanya kru ekspedisi 56 di Kazakstan

Dilansir dari situs NASA, Stasiun Luar Angkasa Internasional atau yang biasa disingkat ISS merupakan proyek dari banyak negara dengan lima negara sebagai penyumbang dana terbesar. Kelima negara tersebut, yaitu Amerika Serikat (NASA/The National Aeronautics and Space Administration), Rusia (Roscosmos), negara-negara Eropa yang tergabung dalam ESA (European Space Agency), Jepang (JAXA/The Japan Aerospace Exploration Agency), dan Kanada (The Canadian Space Agency). William Shepherd, Yuri Gidzenko, dan Sergei Krikalev, manusia pertama yang menghuni Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2000. Dilansir dari situs ESA, Stasiun Luar Angkasa Internasional mengitari Bumi pada jarak 400 km dengan kecepatan mencapai 28800 km/jam. Sama saja halnya, Stasiun Luar Angkasa Internasional ini mengitari Bumi setiap 90 menit sekali.

Aktivitas Astronot di ISS
Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS).

Kita dapat mengamati Stasiun Luar Angkasa Internasional di Indonesia ketika melintas di atas Indonesia. Penampakannya di langit seperti cahaya terang yang melaju cepat. Terangnya bisa menandingi kecerlangan Planet Venus. Salah satu cara mengetahui waktu Stasiun Luar Angkasa Internasional melintas di atas tempat tinggal kita melalui situs milik NASA “Spot The Station”. Melalui situs tersebut kita dapat mengetahui kapan saja Stasiun Luar Angkasa Internasional akan melintas di tempat kita. Kita hanya perlu memasukkan tempat kita tinggal pada situs “Spot The Station”, kemudian munculah waktu-waktu kita dapat mengamatinya.

Stasiun Luar Angkasa Internasional biasanya dihuni 3 sampai 6 kru. Jumlah maksimum yang berada di sana sebanyak 13 kru. Hal ini bisa terjadi ketika pergantian kru yang bertugas. Kru yang akan kembali ke Bumi masih menunggu jadwal kepulangan tetapi kru yang akan bertugas sudah sampai di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Para astronot tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama 6 bulan, namun ada kasus-kasus tertentu astronot bisa lebih dari 6 bulan. Contohnya, ketika menunggu jadwal kepulangan, ternyata kepulangannya melebihi 6 bulan, sekitar beberapa hari setelahnya.

Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai salah satu langkah pertama dalam mempersiapkan misi manusia yang menjangkau lebih jauh ke ruang angkasa daripada sebelumnya. Di sana, mereka melakukan penelitian-penelitian yang tidak bisa dilakukan di Bumi. Lingkungan di Stasiun Luar Angkasa Internasional merupakan lingkungan minim gravitasi. Salah satu objek penelitian para astronot adalah kesehatan manusia. Para astronot mempelajari pengaruh lingkungan dengan tingkat gravitasi rendah terhadap tubuh manusia. Hasil penelitian di Stasiun Luar Angkasa Internasional dimuat dalam bentuk jurnal ilmiah.

Selain melakukan penelitian, terkadang astronot melakukan spacewalk untuk memperbaiki bagian Stasiun Luar Angkasa Internasional yang rusak. Para astronot juga sering membagikan video ketika melakukan spacewalk di media sosial mereka atau pun hasil memotret Bumi dari ruang angkasa. Tidak hanya itu saja yang dilakukan astronot. Mereka juga mengedukasi siswa-siswa di Bumi dengan mengirimkan video-video tentang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan melakukan siaran langsung untuk siswa-siswa di Amerika Serikat. Menariknya, para astronot melakukan percobaan-percobaan sains di ruang angkasa yang minim gravitasi. Hal-hal baru yang tidak pernah kita lihat di Bumi, bahkan tidak terbayangkan oleh kita. Inilah keuntungan di lingkungan minim gravitasi, banyak hal-hal baru yang bisa kita eksplorasi. Video-video STEM ini diunggah oleh NASA di salah satu situsnya.

Astronot pergi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional menggunakan pesawat ruang angkasa. Pesawat yang digunakan saat ini bernama Soyuz milik Rusia. Soyuz hanya bisa membawa tiga astronot. Kebutuhan seperti makanan untuk astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional dikirimkan menggunakan pesawat ruang angkasa lainnya. Contohnya, pesawat ruang angkasa Dragon 2. Pesawat ini selain bisa membawa keperluan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dapat juga kembali ke Bumi dengan membawa barang astronot. Dijadwalkan pada tahun 2019 pesawat ruang angkasa Dragon 2 akan membawa astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional sehingga bisa menambah jumlah astronot yang pergi ke sana.

Sumber: NASA, ESA, SpaceflightNow.

Bagikan Artikel

FacebookTwitter

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Jika ada koreksi ataupun saran, silahkan tinggalkan komentar di kolom komentar.
EmoticonEmoticon